Provinsi NTB Masuk 10 Besar Provinsi Inflasi Terendah se-Indonesia
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si bersama Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri (PPDN) menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Pendopo Timur Gubernur NTB pada Senin (18/12).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Pj. Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, Asisten II Bidang Ekonomi, Biro Ekonomi Setda NTB, DKP Provinsi NTB, Dinas Perdagangan NTB, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Bidang Divre NTB, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian NTB, Dinas Peternakan Hewan, Dinas SDM NTB, BPS NTB, Inspektorat NTB, Satgas Pangan Polda NTB serta stakeholders terkait.
Diketahui bahwa 10 Provinsi dengan Inflasi tertinggi yaitu: Lampung sebesar 4,10; Malut sebesar 3,90; Jambi sebesar 3,75; Sumsel sebesar 3,52; Yogyakarta 3,48; dan Jatim sebanyak 3,24.
Sementara itu, 10 Provinsi dengan Inflasi terendah diantaranya Bali sebesar 2,77; NTB sebesar 2,66; Kalteng sebesar 2,58; Kaltara sebesar 2,45; Maluku sebesar 2,39; Jakarta sebesar 2,33; Sulbar sebesar 2,21; Kalbar sebesar 2,01; Papua sebesar 1,82; dan Aceh sebesar 1,44.
Tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga minggu ke-2 Desember yang cenderung memberikan andil inflasi terbesar yakni transport serta menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yaitu angkutan udara dan telur ayam ras, sedangkan yang perlu diwaspadai yakni Gula, Bawang dan Beras perlu melakukan intervensi dengan melakukan operasi pasar menjelang HBKN.
Karena di beberapa daerah sekarang mengalami perlonjakan harga untuk cabai merah maka pemerintah melakukan program tanam cabai seluruh masyarakat guna mengantisipasi harga cabai saat ini.