Panen Raya di Desa Kerongkong, Cabe Rawit Surplus
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si mendampingi Kunjungan Kerja Pj. Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si melakukan Panen Raya Cabai di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur pada Kamis (11/1).
Kadis Perdagangan NTB menyampaikan bahwa saat ini harga cabai rawit sudah stabil di harga Rp. 34.000,00/kg dimana periode sebelumnya tembus hingga Rp. 60.000,00./kg
Sedangkan, untuk ketersediaan stok cabai Periode Minggu Kedua Bulan Januari 2024 sebesar 132.942 ton dengan kebutuhan Provinsi NTB selama 7 Hari sebesar 220 Ton, yang artinya ketersediaan stok cabai di Provinsi NTB surplus.
Miq Gita, sapaan akrab Pj. Gubernur NTB dalam arahannya menyampaikan bahwa Pemprov NTB telah mengambil langkah gerakan perluasan lokasi tanam cabai sebagai salah satu strategi menjaga stabilitas harga dan meningkatkan jumlah produksi.
"Diharapkan dengan kebijakan tersebut, Provinsi NTB selain bisa menjaga inflasi dan stok cabai juga dapat menopang ketersediaan secara nasional", ucapnya.
Miq Gita turut menyampaikan bahwa pada level masyarakat lokal diperlukan mekanisme pasar berjalan yang di dalam komponennya sudah ada margin keuntungan.
"mari kita optimalkan peningkatan produksi melalui mekanisme kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga kapan pun masyarakat menanam cabai, seperti cabai dari Kerongkong ini bukan pedas saja, tetapi bisa manis, harganya", tutupnya.
Pada kesempatan itu hadir pula Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry Arifsyah Harahap yang menyampaikan bahwa hampir setiap tahun pasti ada masalah harga terhadap komoditi bawang merah, beras, cabai rawit dan sebagainya.
"Alam memang tidak bisa kita ubah, yang bisa kita ubah adalah teknik produksinya", katanya.
Bank Indonesia bersama para komunitas petani cabai rawit mencoba untuk meningkatkan produktivitas dengan penanaman organik cabai.
"Kita harap kualitasnya lebih baik dari sisi ketahanan tidak gampang busuk juga bisa produksinya naik dan pendapatan dari petani cabai bisa meningkat", jelasnya.
Dijelaskan bahwa penanaman cabai tersebut dilakukan dengan teknik digital farming, dimana teknologi tersebut dapat mengukur kecocokan iklim sekitar, curah hujan serta dapat mengukur arah dan ph tanah sehingga proses penanaman cabai dapat optimal.
"Dengan cabai organik ini menambah umur pohon cabai yang biasanya 6 bulan menjadi 8 bulan sampai 1 tahun dengan produksi yang optimal dan stabil", pungkasnya.