Dorong Lahirnya Petani Millenial Untuk Masa Depan Pertanian NTB

Dalam kesempatan tersebut, Kadis Perdagangan menyampaikan bahwa bertani adalah bisnis, pekerjaan yang sangat menjanjikan kalau sudah ada ilmu dan analisa bisnisnya.
“Kenapa tantangan di pertanian seperti harga komoditi naik? Karena kita membutuhkan regenerasi petani. Kenapa kita kalah bersaing dari segi harga dan sebagainya? Karena ada berbagai faktor penentu yang harus ditangani oleh SDM yang lebih cerdas”, jelasnya.
Kadis Perdagangan juga mengatakan bahwa sangat banyak potensi pertanian di Provinsi NTB, seperti vanilli organik NTB terbaik se-Indonesia yang di ekspor ke Amerika, Kopi yang di ekspor ke Korea Selatan, Provinsi NTB sebagai penentu nasional supply beras dan menanggung beras untuk 9 Provinsi, kemudian cabai NTB menentukan inflasi nasional, serta NTB punya bibit utama nasional untuk bawang putih di Sembalun, dan banyak lainnya.
“Jadi kalau kita berbicara komoditi di NTB itu sangat banyak, hanya saja saat ini petani tradisional kita cenderung meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaannya, padahal kalau bermain digital dan teknologi, marketnya bisa lebih luas”, pungkasnya.
Lebih lanjut, Kadis Perdagangan juga meneruskan penyampaian dari Menteri Pertanian yang berniat mengembalikan swasembada pangan Indonesia kembali berjaya dan menjadi lumbung pangan dunia.
“Hal itu bisa kita lakukan dan capai bersama kalau adek – adek mahasiswa, generasi muda yang punya ilmunya mau turun dan terjun langsung ke pertanian sebagai pelakunya menjadi Petani Milenial”, ucapnya.
Disamping itu, Prof. Ir. I Komang Damar Jaya, M.SC.AGR., Ph.D selaku Dosen Agroteknologi turut menambahkan bahwa sekitar 82% penyebab perubahan iklim itu adalah anthropogenic (akibat aktivitas manusia) dan sisanya alami.

“itu menjadi tantangan ke depan, dimana tugas generasi muda saat ini harus mampu meningkatkan produksi pangan sebagai akibat dari jumlah penduduk yang terus meningkat, dari lahan pertanian yang semakin sempit sebagai akibat tingginya laju alih fungsi lahan, tetapi harus dikelola dengan baik karena kalau tidak itu akan cepat terdegradasi”, jelasnya.