Ketak Lombok Tampil di Singapore Design Week 2023

Kolaborasi tersebut merupakan hasil program pendampingan desain (Designer Dispatch Service) kerja sama Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri (PPLN) Dinas Perdagangan Provinsi NTB dengan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI pada tahun 2022.

Dalam hal ini, Zulyo mencoba memahami apa arti menganyam ketak dan benda – benda yang dibuat oleh perajin tersebut untuk bertahan hidup sehari – hari. Harapannya kolaborasi ini dapat berdampak dalam meningkatkan nilai ekonomi perajin di Lombok.

“Anyaman ketak mempunyai hubungan yang kuat antara manusia, budaya dan Lombok, itu adalah sesuatu yang mulai pudar di zaman modern seperti ini”, tutur Zulyo.

Lebih lanjut Zulyo mangatakan bahwa dia ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa jika kita bisa mengembangkan hal – hal yang berasal dari warisan budaya yang dibuat oleh perajin lokal, maka hal itu dapat membentuk identitas produk yang lebih kuat.

Pameran ini bertujuan untuk menunjukkan potensi dari anyaman ketak dan membawa craftmanship Lombok to high level. Tidak hanya mengekspos material dan konsep produk tetapi juga sebagai simbol mengekspreksikan ide berkarya dan menginspirasi masyarakat Indonesia sendiri untuk lebih cinta produk lokal.

Menampilkan tema kuratorial “Craft + Industry : Man + Machine”, pameran ini menampilkan furniture, pencahayaan dan tekstil yang diproduksi oleh 50 talenta desainer profesional terpilih dari seluruh Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam dengan menggunakan berbagai teknik produksi.