Kuliner Bisa Jadi Alat Perdagangan Istimewa

Mantan Wakil Menteri Pertanian itu juga menegaskan, diplomasi melalui kuliner akan disebarluaskan ke seluruh dunia. Oleh sebab itu, mereka yang terpilih dalam lomba menu masakan akan dkirim ke luar negeri untuk mempromosikan Indonesia melalui kuliner.

Jika kuliner Indonesia dikenal dunia, maka akan berdampak terhadap sektor lain, seperti bahan-bahan bakunya. "Indonesia sekarang mengekspor petai dan jengkol ke Eropa karena ada permintaan,"ujarnya.

Selain kuliner, lanjutnya, produk furniture dan batik juga bisa jadi trend di daerah lain. Jika ini bisa digulirkan maka tidak perlu khawatir dengan resesi ekonomi global.

Perekonomian Indonesia, kata Bayu, 70 persennya ditentukan oleh domestik. Sisanya sebesar 30 persen ditentukan perdagangan internasional. Oleh sebab itu, perdagangan antardaerah harus digenjot."Makanya usahakan agar daerah lain ikut pameran di Mataram. Sebaliknya, Mataram ikut pameran di daerah lain, salah satunya yang digelar di Pontianak," tandasnya.

Pameran di Lapangan Sangkareang Mataram tersebut diikuti oleh 200 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Mereka terdiri atas 50 UKM peserta PPN dan 50 UKM peserta PPDNR. Sedangkan dari pemerintah daerah provinsi, yaitu Sulawesi Selatan dan Riau. Selain itu, Provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Barat dan NTB selaku tuan rumah.

Pada kesempatan itu, Wamendag Bayu Krisnamuthi didampingi Gubernur NTB menyerahkan UKM Pangan Award kepada tiga pemenang lomba cipta menu khas daerah. Para pemenangnya berasal dari Kabupaten Bima (NTB) sebagai juara satu, Jawa Tengah juara dua dan Kabupaten DOmpu (NTB) juara tiga.

Ketiga pemenang tersebut nantinya akan diikutkan dalam lomba masak makanan minuman khas daerah pada Oktober 2013 di Jakarta, bersama daerah lain. Pemenang tingkat nasional berhak ikut serta dalam pameran lomba menu makanan dan minuman tingkat dunia yang rencananya digelar di Belanda (cr-wal/yuk sumber:Lombok Post 30 Agustus 2013)