Rapat Kerja dengan Komisi II DPRD NTB terkait harga dan stok Daging Ayam

Rapat membahas permasalahan yang dihadapi Peternak Ayam di NTB, mulai dari bibit, obat-obatan, sampai dengan harga Ayam yang Murah, yang menyebabkan kerugian pihak peternak.

Rapat yang dihadiri juga oleh Kadis Koperasi dan UKM, Kadis PMPTSP, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan, Perwakilan Dinas Perindustrian, Perwakilan Karantina dan Dirut LSM, dimaksudkan untuk mencari solusi terbaik dan menemukan titik temu terkait pengendalian harga yang membuat peternak lokal mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan harga yang disebabkan banyaknya daging ayam yang masuk dari luar NTB, sehingga harga daging ayam peternak lokal menjadi tidak stabil.

Kadis Perdagangan NTB menjelaskan perkembangan harga dan stok daging ayam di NTB selama periode tahun 2023, dimana beberapa waktu lalu sempat mengalami penurunan harga sampai dibawah HAP Rp. 36.750/kg, namun saat ini sudah berangsur normal, bahkan di kabupaten/kota lainnya utamanya di pulau Sumbawa harga daging ayam berada di atas HAP. Kondisi stok daging ayam mencapai 6.658,31 ton mencukupi untuk kebutuhan di NTB.

"Memang ada ketimpangan supply daging ayam di pulau Lombok dan Sumbawa yang mempengaruhi harga, stok daging ayam di pasar lebih dominan di pulau Lombok, ini menjadi PR kami juga bagaimana memenuhi quota yang ada di pulau Sumbawa. Tekait adanya rencana pembatasan daging ayam masuk ke NTB, Dinas Perdagangan bersama Karantina Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan, akan berkoordinasi lebih lanjut agar tidak mengganggu stok di NTB" terangnya.

Komisi II menekankan agar Dinas-Dinas teknis meningkatkan koordinasi dan komunikasi serta mengambil langkah-langkah strategis sesuai peran masing-masing agar tidak lagi terjadi hal serupa kedepannya.  Permasalah gejolak harga bahan pangan seringkali terjadi terlebih menjelang hari-hari besar keagamaan, karenanya peran masing-masing Dinas teknis harus dioptimalkan  guna menjaga kestabilan harga. Disamping pembahasan teknis antar OPD juga disarankan melibatkan para pelaku usaha dan peternak lokal agar ditemukan solusi yang saling menguntungkan.