Selamat Datang di Dinas Perdagangan NTB Official Website

Senin-Kamis: 07:30 - 16:00 & Jumat: 07:30 - 17:00
Media Sosial:
Dinas Perdagangan NTB-logo
DISDAG NTB
by admin
10 Agt 2012
34x dilihat

Saatnya Pabrik Rokok Rumahan Diberdayakan

Kepala Bidang Argo Kimia dan Aneka Industri Disperindag NTB menyebutkan terdapat 4 pabrik rumahan yang sudah mulai berkembang saat ini dan tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membantu dari sisi kemasan yang lebih menarik dan berkualitas, serta membantu memfasilitasi pengujian kadar TAR dan Nikotin berskala rendah, karena kecenderungan rokok yang diminati masyarakat adalah yang berkadar rendah sejenis rokok Mild.

"Sesuai dengan kewenangan kita, kita hanya memfasilitasi dari industri berupa kemasan dan penentuan standar kadar TAR dan Nikotin yang kita kerjasamai dengan Balai Pengujian di Jember" ungkapnya. Kemudian daari sisi pasarnya, masih menyasar pasar NTT dan Kalimantan, sehingga kedepan diupayakan pasar yang lebih luas lagi antar daerah. Untuk sementara pasar ini sesuai dengan hasil produksi yang masih menyasar kalangan ekonomi kebawah, karena masih sebatas produksi rokok sigarete.

Selain itu, menurut Sugeng, Disperindag mengupayakan dengan menyetandarkan saus dan cengkeh yang menjadi campuran rokok menggunakan mesin manual ini, sehingga akan tercipta rasa yang menjadi selera konsumen, sehingga selain bahan baku produksi dari tembakau Virginia Lombok, diharapkan akan berkembang lebih besar lagi dari tembakau rajangan.

Diperjelas mengenai harga tembakau Virginia Lombok, Sugeng menyebut itu kewenangan dari perusahaan mitra. Dari 19 perusahaan yang siap membeli tembakau Virginia, hanya dua yan sudah menyepakati harga standar. lainnya tetap membeli dengan harga yang bervariasi.

Apalagi untuk menentukan harga ini, perusahaan membagi kelas tembakau menjadi 50 grade, yang harganya pun akan bervariasi. Sehingga regulasi yang terkait kesepakatan harga yang sudah dibentuk pemeintah daerah harus direvisi kembali. Kendati masih ada upaya untuk menyelamatkan petani dengan membuka pasar luar negeri, tetapi persyaratannya dinilai sangatlah ketat.

"Total produksi diperkirakan tahun ini sampai 46 ribu ton, ini sangat melimpah dari tahun sebelumnya, sehinggga perusahaan mitra juga lebih selektif membeli dan menentukan harga" terang Sugeng.

Share: